Selasa, 27 Maret 2012




Rabu, 28 Maret 2012 | 18:32:35 WITA | 235 HITS
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Makassar, Mahmud Arsin
BBM Naik, Inflasi Bisa Tembus 5,5 Persen

DI tengah rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), Bank Indonesia (BI) melakukan resuffle internal. BI Makassar baru saja menggelar serah terima jabatan dari Lambok A Siahaan kepada Mahmud Arsin, selaku pejabat BI baru di Makassar. Nah, bagaimana pandangan dia terkait dampak kenaikan BBM kaitannya dengan perekonomian di Sulsel. Berikut nukilan wawancara wartawan Harian FAJAR, RASID ALFARIZI dengan Mahmud usai pelantikan, pekan lalu.

Terkait rencana kenaikan BBM, langkah strategi apa yang Anda lakukan?

Antisipasi jelang kenaikan BBM saya kira sudah dilakukan BI pusat melalui pembentukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Nah, tugas kita di daerah melakukan efektivitas dari tugas-tugas tersebut.

Saya kira untuk mengendalikan laju inflasi arus barang atau menghilangkan hambatan-hambatan yang ada di lapangan.

Untuk mengatasi masalah inflasi yang disebabkan komoditas pangan, semua komponen harus berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangan di daerah.

Kenaikan harga BBM bersubsidi pasti akan berdampak pada meningkatnya angka inflasi. Menurut Anda butuh berapa lama kondisi itu akan bertahan?

Apa pun yang dipilih pemerintah dalam pengurangan subsidi itu akan berdampak pada inflasi. Tapi, enggak apa-apa nanti akan kita hitung. Yang perlu kita jaga jangan sampai second round effect-nya (dampak lanjutan) menjadi terlalu besar. Yang penting harus disadari ini one shock kenaikan inflasinya.

Masyarakat jangan kaget jika inflasi bisa melebihi batas atas yang ditetapkan pemerintah ketika harga BBM bersubsidi dinaikkan. Inflasi bisa tembus dari 5,5 persen. Namun, angka inflasi biasanya akan menurun dalam bulan-bulan berikutnya. Dengan kata lain, dampaknya terhadap inflasi hanya sesaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar