REMBANG, suaramerdeka.com - Jelang rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) mulai 1 April 2012, sebagian penjual bensin eceran di Kecamatan Rembang Kota memilih menutup usahanya. Mereka beralasan sulit untuk mendapatkan pasokan bensin untuk dijual eceran.
Subandi, salah satu pengecer di Jalan Pemuda Rembang mengatakan setiap hari hanya dibatasi membeli bensin satu jerigen berisi sekitar 20 liter. Sedangkan permintaan bensin eceran saat ini bisa lebih dari 20 liter per hari.
''Kami juga tidak mau menimbun bensin karena resiko. Untuk sementara lebih baik kami tidak menjual bensin terlebih dahulu sampai ada keputusan resmi pemerintah terkait harga bensin,'' terang dia.
Dia mengatakan saat ini menjual bensin eceran dengan harga Rp 5.000 per liter atau lebih banyak Rp 500 dibandingkan harga resmi. ''Kami belum berani menaikkan harga karena belum ada keputusan resmi dari pemerintah,'' kata dia.
Sementara itu Kapolres Rembang AKBP Adhy Fandy Ariyanto SH SIK meminta warga untuk tidak melakukan pembelian besar-besaran BBM ataupun menimbun di masa rencana jelang kenaikan BBM. Dia menegaskan akan memberikan tindakan tegas pada pihak-pihak yang membeli BBM besar-besaran ataupun menimbun di masa rencana jelang kenaikan BBM ini.
''Kami sudah siapkan aparat di 14 SPBU di Rembang untuk memantau pembelian BBM di masa rencana jelang kenaikan BBM ini. Kalau ada yang melakukan pembelian tidak wajar, kami akan langsung melakukan tindakan,'' terang dia.
Dia mengatakan sejauh ini dari pantauan aparat, pembelian BBM masih terbilang wajar. SPBU juga bertindak tegas dengan mengecek surat rekomendasi untuk pembelian BBM dalam jumlah banyak bagi nelayan ataupun UMKM. ''Kami berharap semua pihak tetap menjaga situasi kondusif pada masa rencana jelang kenaikan BBM ini. Jangan sampai pada masa rencana jelang kenaikan BBM ini, warga resah dan melakukan tindakan yang melanggar peraturan,'' tegas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar